Selama bulan Januari hingga Februari, di Kabupaten Purbalingga terjadi 28 kali bencana alam. Yakni angin ribut delapan kali, kebakaran enam kali, banjir dua kali, dan longsor 12 kali. Sementara kerugian materil mencapai Rp 817,75 juta. Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purbalingga Satya Giri Podo melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik Muhsoni mengatakan, akibat bencana terdapat empat orang meninggal dunia dan tujuh orang luka-luka. Sementara rumah rusak mencapai 56 unit baik berat, sedang, ringan maupun terancam rusak.
“Februari lalu, tanah longsor di Desa Jingkang menelan korban jiwa. Material longsor menimbun empat orang,” tuturnya, Selasa (20/3). Muhsoni mengimbau kepada masyarakat di wilayah rawan bencana untuk tetap hati-hati. Menurutnya, bencana longsor, banjir dan angin ribut masih bisa terjadi sewaktu-waktu. Pasalnya, saat ini kondisi cuaca masih belum menentu. Hujan deras dalam intensitas lama disertai angin kencang masih sering terjadi, terutama pada sore dan malam hari. “Langkah meminimalkan timbulnya korban jiwa harus diutamakan. Untuk itu, sejak dini sudah diminta untuk waspada,” tuturnya. BPBD juga merilis kejadian angin ribut pada Senin (19/3) sore di Desa Sumingkir, Kecamatan Kutasari. Rumah milik Minti (50) warga RT 23 RW 10 Dusun III Grumbul Lemah Meteng, roboh akibat bencana angin. Meski tak ada korban jiwa, namun korban mengalami kerugian hingga Rp 10 juta. Ambruknya rumah dari bambu diduga karena tiang dan dinding sudah rapuh. Korban yang mengalami tunarungu dan tunawicara, saat ini tinggal di rumah perangkat desa