PURBALINGGA – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kecamatan Rembang pada Rabu (15/10/2025) mengakibatkan jalan kabupaten dan jalan milik desa di wilayah Dusun Bojongsana, Desa Panusupan, amblas dan mengalami longsor. Kejadian terjadi sekitar pukul 15.15 WIB, membuat akses transportasi warga terganggu.
BPBD Kabupaten Purbalingga bersama DPUPR dan Pemerintah Desa Panusupan melakukan asesmen serta penanganan darurat di lokasi pada Kamis (16/10/2025). Kerusakan jalan yang terdampak cukup parah, dimana jalan kabupaten mengalami amblas dan retak sepanjang 41 meter dengan kedalaman amblas 2,5 meter, serta badan jalan desa turut mengalami kerusakan sepanjang 26 meter dengan kedalaman yang sama.

Dampak kejadian ini mengganggu mobilisasi warga dua dusun yaitu Bojongsana dan Batur. Akses sementara hanya dapat dilalui kendaraan roda dua pasca dilakukannya kerja bakti warga. Jalur ekonomi warga juga terdampak akibat terbatasnya akses transportasi, dengan total masyarakat terdampak mencapai 1.162 KK atau sekitar 3.500 jiwa. Selain itu terjadi longsor pada dinding Sungai Ideng dan diperkirakan jenis longsoran merupakan debris slide tipe rotasi.
Dalam penanganan darurat, warga bersama BPBD melakukan upaya kerja bakti membuat jalan sementara dari timbunan batu. DPUPR akan menyiapkan 20 unit bronjong yang akan dimobilisasi oleh BPBD untuk penanganan darurat pada Jumat (17/10/2025). Diperlukan alat berat untuk mempercepat proses pemulihan akses. Selain itu, tanah milik salah satu warga bersedia digunakan sebagai jalur alternatif untuk akses jalan.

Wakil Bupati Purbalingga, Dimas Prasetyahani, S.E., M.M bersama Asisten Ekonomi Pembangunan beserta OPD terkait turut meninjau lokasi dampak longsor untuk memastikan langkah penanganan dilaksanakan secara cepat dan terkoordinasi.
Untuk penanganan selanjutnya, akan dilakukan upaya perbaikan darurat agar akses kembali dapat dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat, termasuk pemasangan bronjong dan penutup area longsoran. Sementara untuk penanganan permanen akan diusulkan relokasi jalur jalan ke sisi kiri dan diusulkan dalam penganggaran tahun 2026 dengan estimasi kebutuhan sekitar Rp 600 juta. Pembuatan drainase juga menjadi salah satu rekomendasi penting untuk mencegah kejadian serupa terulang. Saat ini jalan masih hanya dapat dilalui kendaraan roda dua.







