PURBALINGGA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga memulai penanganan darurat bencana tanah longsor di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, pada Jumat, 17 Oktober 2025. Kegiatan dimulai sejak pukul 08.00 WIB hingga selesai dengan melibatkan berbagai unsur lintas instansi dan relawan.
Peristiwa longsor ini terjadi pada Rabu, 15 Oktober 2025 sekitar pukul 15.15 WIB setelah wilayah Kecamatan Rembang diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Dampaknya cukup signifikan, di mana jalan kabupaten dan jalan desa mengalami amblas dan retak. Kerusakan tercatat sepanjang 41 meter pada jalan kabupaten dengan lebar 5 meter dan kedalaman amblasan mencapai 2,5 meter. Sedangkan jalan desa turut mengalami longsoran sepanjang 26 meter dengan penurunan tanah sedalam 2,5 meter.
Akibat kejadian ini, mobilitas warga di dua dusun yakni Dusun Bojongsana dan Batur menjadi terganggu. Akses sementara hanya dapat dilalui kendaraan roda dua setelah dilakukan upaya kerja bakti awal. Selain berdampak pada aktivitas harian masyarakat, jalur ekonomi warga turut terdampak sebanyak 1.162 KK atau sekitar 3.500 jiwa. Longsoran juga mengenai dinding Sungai Ideng dengan tipe longsoran Debris Slide Rotasi. Saat ini, potensi longsor susulan masih ada dan kerugian material masih dalam proses pendataan.
Pada hari pertama penanganan, dilakukan gotong royong pengambilan batu dari Sungai Ideng dengan melibatkan sekitar 300 personel yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, DPUPR, relawan, siswa, BAZNAS, pemerintah desa hingga masyarakat setempat. Selain itu, DPUPR Purbalingga mulai melakukan pemasangan bronjong kawat pada titik terdampak longsor dengan rencana pemasangan sebanyak 20 kubik. Penutupan retakan jalan juga mulai dilakukan serta diberikan bantuan logistik dari BAZNAS sebanyak 4 paket.
Adapun unsur yang terlibat dalam penanganan darurat ini antara lain BPBD Kabupaten Purbalingga, DPUPR Kabupaten Purbalingga, TNI, Polri, Kecamatan Rembang, Pemerintah Desa, BAZNAS, Siswa SMP 5 Muhammadiyah Losari, serta SAR MTA.
