PURBALINGGA, INFO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga mengecek longsor yang mengakibatkan terhambatnya lalu lintas di ruas jalan yang menghubungkan Desa Kramat dan Desa Baleraksa, Senin (21/10). Area longsor yang terjadi sepanjang 17 meter dengan lebar badan jalan yang terkena longsor 0,5 meter.
“Kami telah melakukan pengecekan longsor badan jalan kabupaten, ruas Kramat – Baleraksa dengan area longsor panjang 17 meter, lebar badan jalan yang kena longsor 0,5 meter, berada di ketinggian tebing jalan sekitar 25 meter,” kata Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada BPBD Purbalingga, Rakhman Widianto saat dihubungi, Selasa (22/10).
Kejadian longsor badan jalan tersebut merupkan longsor yang kedua kalinya yang terjadi pada Minggu (14/10) pada pukul 16.30 yang diakibatkan karena gerimis. Longsor badan jalan tersebut pertama kali terjadi pada Tahun 2018 namun belum ada upaya lebih lanjut untuk mengatasi longsor tersebut.
“Untuk longsor yang terjadi kali ini, rencananya akan dilakukan relokasi trace jalan ke lahan milik Muntasir warga Rt 2/7, dusun 3 Karangduren, Desa Baleraksa,” terang Rakhman.
Kades Baleraksa, Ali Mudawam mengatakan pihak Pemdes memang masih menunggu tindak lanjut dari Pemkab Purbalingga. Untuk penanganan darurat yang telah dilakukan sendiri yakni memasang penanda untuk rambu-rambu keamanan.
“Jadi dari desa sudah memberi tanda untuk keamanan masyarakat, agar berhati-hati saat melintasi jalan tersebut,” kata Ali.
Ia berharap penanganan badan jalan yang longsor tersebut segera ditangani oleh Pemkab Purbalingga. Terlebih badan jalan yang longsor tersebut merupakan akses jalan menuju Desa Kramat di samping itu juga sebagai akses jalan untuk sarana pendidikan.
“Itu kan akses jalan ke Kramat, di samping itu juga untuk sarana pendidikan karena di sana kan ada SMPN 3 Karangmoncol,” ujarnya.
Penanganan darurat yang bisa dilakukan yakni pengalihan jalan ke sebelah timur dari badan jalan yang longsor. Ada satu langkah lagi yakni dengan memasang bronjong, namun menurutnya untuk kedalaman sampai 30 meter kurang efektif.
“Kalau hitung-hitungan dana memang masih hemat yang pengalihan jalan, pengalihan jalan tentunya melihat kondisi tanah yang masih keras, kalau yang ruas jalan Kramat – Baleraksa itu kan tanahnya labil jadi mau tidak mau harus dialihkan ke tanah yang keras,” pungkas Ali. (PI-7)