15 orang warga Desa Tlahab Lor, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah, dilaporkan terjebak di dalam perut goa, Senin (8/7/2019). Para korban yang hendak menelusuri goa perawan tersebut tak kunjung keluar selama dua jam, hingga akhirnya dievakuasi oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga.
Anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Purbalingga, Tarjuki mengatakan, 15 korban tersebut masing-masing yakni Tariwan (43), Sudir (38), Karyo (37), Sugiyatno (37), Lastono (33), Latif (31), Ikwan (30), Sugiyono (30), Misyono (29), Irawan (27), Jarot (26), Kuat (24), Rizki (23), Yono (23) dan Arin (19). Tarjuki mengungkapkan, kejadian bermula saat Marsono (42) menemukan sebuah goa yang ditengarai belum pernah dijamah oleh orang, Minggu (7/7/2019). Goa tersebut berada di tepi desa yang berbatasan dengan hutan. “Marsono kemudian mengabarkan kepada warga sekitar, karena penasaran mereka membentuk tim ekspedisi dan nekat masuk ke dalam goa tanpa perlatan yang memadai,” kata dia.
Senin (8/7/2019) sekitar pukul 14.00 WIB, tim ekspedisi yang terdiri dari 15 warga tersebut memulai eksplorasinya. Tanpa peralatan yang memadai, hanya berbekal tali rafia sebagai penanda jalan mereka masuk ke dalam goa. “Selang satu jam, tim ekspedisi ini tak kunjung keluar. Lalu satu orang berusaha menyusul ke dalam, namun hingga satu jam kemudian, tim penyusul ini juga tak kunjung keluar,” ujar dia. 15 orang warga Desa Tlahab Lor, Kecamatan Karagreja, Purbalingga, Jawa Tengah berhasil dievakuasi setelah dua jam terjebak di perut goa saat melakukan eksplorasi, Senin (8/7/2019).
Perangkat desa yang menunggu di luar pun panik
dan menghubungi kantor BPBD Purbalingga. Petugas TRC dan Tim SAR Purbalingga
diturunkan ke lokasi untuk melakukan operasi pencarian. Sejumlah spekulasi
muncul, mengingat status goa tersebut yang belum pernah dijamah oleh manusia.
“Tepat pukul 16.00 WIB, akhirnya 15 orang tersebut berhasil keluar dari dalam
goa dengan selamat tanpa ada yang mengalami cidera,” ujar dia.
Dari informasi yang diperoleh, goa tersebut memiliki mulut pipih dengan
tinggi sekitar satu meter. Medan yang dilalui tim ekspedisi didominasi oleh
lorong sempit yang memaksa mereka untuk berjalan dengan merunduk bahkan
merayap. Namun, terdapat ruang cukup luas di perut goa di mana penjelajah dapat
berdiri tegak. Goa alam ini juga menjadi habitat bagi ratusan kelelawar yang
tinggal di langit-langit goa. Rencananya eksplorasi akan kembali dilakukan pada
Selasa (9/7/2019), mengingat tim ekspedisi belum menemukan ujung goa.