PEMKAB PURBALINGGA BERUPAYA TURUNKAN RESIKO ANCAMAN BENCANA

Masih tingginya ancaman bencana yang terjadi di Kabupaten Purbalingga, membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga terus berupaya untuk menurunkan tingkat resiko ancaman terhadap beberapa potensi bencana yang ada. Hal ini dikatakan oleh Plt Bupati Purbalingga melalui Staf Ahli Bupati Bidang Tata Laksana dan Keuangan, Djarot Sopan Riyadi saat membuka acara Rapat Koordinasi (Rakor) Antisipasi Dampak Musim Hujan Tahun 2018/2019 di Ruang Rapat Gedung A Setda Purbalingga, Rabu (14/11).

Ia menyampaikan berdasarkan data dari Indeks Rawan Bencana di Indonesia (IRBI) yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Tahun 2014 untuk kabupaten/kota se Jawa Tengah, Purbalingga menempati rangking 17 dengan skor 159. Angka ini menunjukan resko terhadap ancaman bencana di Kabupaten Purbalingga masih relatif tinggi.

“Berikut penanggulangan bencana sesuai dengan ketentuan pp no 21 Tahun 2008 bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha,” kata Djarot.

Maka sudah saatnya masyarakat dapat melakukan penyelenggaraan penanggulangan bencana secara mandiri dengan menempatkan asas gotong royong yang ada bersama pemerintah dan dunia usaha. Hal ini didasari pada UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri dari tiga tahapan.

“Yaitu penyelenggaran penanggulangan bencana pada saat tidak terjadi bencana atau pra bencana, penyelenggaraaan penanggulangan bencana saat tanggap bencana atau pada saat terjadi bencana dan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat setelah terjadi bencana,” tambahnya.

Ia menjelaskan sebagai Rakor Antisipasi Dampak Musim Hujan sebagai satu upaya mengimplemenasikan UU tentang Penanggulangan Bencana. Sekaligus mewujudkan dan meningkatkan kemampuan masyarakat khususnya pada penyelenggaraan penanggulangan bencana.

“Dimana kegiatan seperti ini merupakan kegiatan mitigasi non stuktur yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat yang tangguh dalam menghadapi segala kemungkinan terjadi bencana,” imbuh Djarot.

Program pengurangan resiko bencana Badan Metereologi Dunia menyebutkan dari 90 persen kejadian bencana di Asia Selatan dan Asia Tenggara, 84 persen bencana telah menimbulkan kerugian ekonomi dan 55 persen menimbulkan korban jiwa. Jenis bencana yang menimbulkan kerugian ekonomi dan mengakibatkan korban jiwa sebagian besar terkait dengan fenomena hydrometeorology.

“Dalam konteks lokal Purbalingga khususnya Jawa Tengah, rekapitulasi bencana menunjukan hal yang hampir sama,” terangnya.

Dalam beberapa kurun waktu, telah terjadi bencana alam berupa angin kencang 40,9 persen; banjir 22, 7 persen; kebakaran 11, 5 persen; dan tanah longsor 24, 8 persen. Dari empat bencana tersebut langsung atau tidak langsung terkait dengan fenomena hydrometeorologi.

“Misalnya angin kencang merupakan fenomena yang biasa terjadi pada musim pancaroba. Banjir dan tanah longsor sebagian dipicu oleh suhu ekstrem dan kelembapan sangat rendah,” jelas Djarot.

Dengan adanya fenomena tersebut, ia berharap dapat menambah manfaat bagi peserta rakor tentang fenomena hydrometeorologi yang berpotensi menimbulkan bencana. Kemudian, membangun sistem komunikasi secara dini yaitu masyarakat mampu menyusun rencana komunikasi sesuai kondisi desanya masing-masing.

“Masyarakat mampu memprediksikan atas adanya ancaman dan memberikan tanda-tanda kesiagaan dengan meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan,” tambahnya.

Masyarakat juga mampu menyusun informasi dan strategi untuk mengurangi tingkat kerusakan dan kerugian yang mungkin diakibatkan dari bencana. Ia melanjutkan, masing-masing desa di Kabupaten Purbalingga dihimbau untuk membuat peta rawan bencana.

“Terakhir, membangun kebersamaan sebagai salah satu sub sistem dari segi pengurangan bencana di wilayah desa masing-masing,” pungkas Djarot.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *